THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 10 April 2009

Hanabi Bunga Musim panas

Musim panas adalah musimnya festival besar-besaran di jepang. Didukung dengan cuaca yang cerah dan libur panjang, musim ini menjadi musim yang paling hidup. Tank top dan celana super pendek menjadi favorit,maklum panas. Malam hari, yukata (kimono musim panas) lengkap dengan uchiwa (kipas) dan geta (sandal kayu) adlah busana yang tepat untuk pergi ke festival (natsu matsuri) di kuil.

Festival ini diramaikan dengan pedagang-pedagang yang berderet di sepanjang jalan yang diterangii ratusan chouchin (lampion) para pedagang tersebut menjual berbagai macam mainan, omen (topeng), furin (klintingan), penganaan seperti wataame (permen kapas) dan kakigori (es serut) atau makan semacam takoyaki (gurita bakar) yakitori (sate ayam), okonomiyaki (sejenis martabak telur yang diisi sesuka kita), yakitomorokoshi (Jagung bakar) dan lain sebagainya. Selain itu festival ini juga diramaikan dengan berbagai permainan tradisional. Diantaranya yang paling populer adalah kingyo sukui (menangkap ikan emas). Namun musim panas akan terasa tidak lengkap tanpa adanya hanabi taikai (festival kembang api)

Hanabi taikai adalah sesuatu yang khas ketika di malam hari di musim panas. Tiap tahun antara bulan juni dan agustus, festival ini biasanya diselenggarakan di setiap disitrik di Jepang. Untuk wilayah Tokyo saja, tiap tahun dijadwalkan kurang lebih 80 petunjukan hanabi, biasanya pertunjukan ini didanai oleh pemerintah daerah setempat, perusahaan-perusahaan ataupun perorangan. Maka tidak heran ketika acara sedang berlangsung akan terdengar pesan-pesan dari pihak sponsor.
Dalam hanabi taikai, sekitar 10.000 sampai 30.000 kembang api diluncurkan untuk pertunjukan yang hanyaa berlangsung selama 60-90 menit saja. Danau, resort dan sungai merupakan menjadi tempat pilihan untuk mengadakan pertunjukan ini. Meskipun pertunjukan dilakukan pada malam hari namun pengunjung sudah memadati lokasi pertunjukan mulai dari siang hari. Bahkan ada ada yang mencarter tempat yang dianggap strategis dari malam sebelumnya.
Untuk menonton hanabi takai tidak dipungut biaya sepeser pun. Kadang di tempat-tempat tertentu ada area yang dibatasi dengan tali sehingga kita harus membeli tiket untuk menempati are tersebut. Adapun orang-orang yang memesan tempat di hotel dan restoran yang menwarkan pemandangan yang bagus, satu tahun sebelum pertunjukan hanabi. Banyak juga yang menyewa yacht demi menonton petunjukan spektakuler yang diadakan tahunan itu.

Kata Hanabi berasal dari kata kanji ‘hana’ yang artinya bunga dan ‘hi’ yang berarti api. Kembang api pertama kali ditemukan di Cina ketika zaman dinasti Tang (618-907), masuk Eropa melalui jalur sutera (silk road). Konon, Jepang mulai mengenal kembang api pada taun 1613. Saat itu duta dari kerajaan Inggris memperkenalkannya kepada Shogun Tokugawa Leyasu. Pad pertengahan zaman edo (1603-1868), hanabi menjadi hiburan favorit para daimyo (tuan tanah) dan saudagar kaya yan gmenikmati pertunjukan tersebut dengan cara memesan secara langsung pada pembuatnya.

Hanabi taikai pertama kali diselenggarakan di Jepang pada tahun 1733. Pada tahun sebelumnya seluruh Jepang menderita kelaparan hebat yang mengakibatkan 900.000 orang meninggal. Pad saat itu juga, banyak orang yang meinggal di Edo Akibat serangan wabah kolera dan tubuh mereka dibiarkan tergeletak di jalanan. Pemerintah saat itu, Shogun Yoshimune, mengatur sebuah pertunjukan hanabi di sepanjang sungai sumidagawa. Edo (sekarang Tokyo) untuk menenangkan roh orang-orang tersebut dan mengusir wabah. Ini adalah awal dari Ryogoku hanabi Taikai (pertunjukan hanabi Ryogoku) yang terkenal.
Hingga saat ini pada saat festival berlangsung, para penonton di Jepang sering terdengar meneriakan “Tamaya” atau “Kagiya” yang menunjuk pada 2 nama keluarga yang menjadi produsen hanabi terbesar selama zaman Edo dan telah berhasil mengatarkan Ryogoku hanabi taikai menjadi pertunjukan kembang api terbesar di Jepang saat itu.

Saat festival pertama tahun 1733, keluarga Tamaya-kagiya meluncurkan 20 kembang api yang sensaional. Pad tahun 1810, klan kagiya melepaskan diri dari keluarga tamaya yang akhirnya melahirkan ‘peperangan’ untuk memperebutkan supremasi hanabi. ‘Peperangan’ ini menajadi pertunjukan paling favorit bagi masyarakat Edo. Kedua keluarga yang bersaing hebat inilah yang memberikan kontribusi besar bagi festival ini untuk selanjutnya.
Sekitar tahun 1979, pengenalan bahan kimia baru pembuat hanabi mulai memasuki Jepang. Hal ini memungkinkan para produsen untuk mengembangkan hanabi dengan warna-warna baru seperti: merah, hijau, biru. Hanabi diberi nama seperti bungasesuai dengan bentuk ledakannya. Ada yang namanya lotus, peony dan krisan. Perkembangan hanabi membuat ciri khas yang berbeda pada setiap daerah yang menyelenggarakannya.

Kini, Ryogoku hanabi taikai terkenal dengan nama Sumidagawa hanabi taikai yaitu festival hanabi terbesar di Tokyo dimana sekitar 20.000 kembang api diluncurkan setiap tahunnya di 2 tempat sepanjang sungai sumidagawa, yaitu di antara jembatan komagata-Umaya. Festivbal ini adalah petunjukan kompetisi antara 10 produsen hanabi, 7 dari produsen lokal dan 3 dari perusahaan wilayah lain. Festival ini dikenal dengan sangat luas hingga menyedot sekiitar 900.000 penonton per tahun.

Banyak dari mereka yang menggunakan yukata dan happi ( baju luaran untuk festival) mengingatkan situasi ketika zaman Edo. Setiap tahun festival ini juga disiarkan secara langsung di stasiun TV. Selain pertunjukan kembang api, diselenggarakan pula even-even lain yang masih ‘berbau-bau’ kembang api, seperti kontes fotografi hanabi.
Seiring dengan berkembangnya teknologi hanabi taikai pun dikemas dalam format yang lebih modern. Ada beberapa taikai yang dianggap spektakuler. Diantaranya adalah jingu gaien hanabi yang mengambil temapt di lapangan bisbol yang luas di pusat kota Tokyo. Sewbelum kembang api diluncurkan, terlebih dahulu digelar pertunjukan sinar laser dan live music. Selain itu Chiba City Fireworks Festival adalah termasuk petunjukan hanabi yang spektakuler. Peluncuran kembang apidisinkronisasi dengan pertunjukan musik ekstravaganza yang seluruhnya diatur dengan komputer. Ada pula tokyo Hanabi Festival dan Yokohama’s International Fireworks Festival yang meluncurkan kembang api dari laut.